Setiap orang perlu mengonsumsi air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Sebab, kekurangan air bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Namun, meminum air putih saja tidak cukup.
Kamu perlu memilih air mineral terbaik yang memiliki kandungan yang murni dan menyehatkan. Cleo air mineral terbaik yang kami rekomendasikan karena kamu bisa mendapatkan air berkualitas dengan BPA free dan pH lebih dari 7.
Tak hanya itu saja, Cleo menghasilkan air murni melalui teknologi penyaringan canggih sehingga bisa menghapus kandungan mineral anorganik berbahaya hingga 20 kali lebih murni. Oleh karena itu, Cleo sebenarnya lebih tepat disebut sebagai air demineral.
Ada beragam produk Cleo Pure Water yang bisa kamu pilih disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kamu. Berikut adalah 6 macam produk Cleo air mineral terbaik yang bisa kamu pilih.
1. Cleo Eco Shape
Produk Cleo air mineral terbaik pertama adalah Cleo Eco Shape. Jenis air minum yang pertama ini dikemas praktis dalam botol bening dalam ukuran 550 ml. Kamu bisa mendapatkannya kapan dan di mana saja karena bisa beli di seluruh modern market di Indonesia.
Tak perlu khawatir,sebab air minum ini mudah dibawa ke mana-mana.Kandungan air di dalamnya pun sangat berkualitas karena disaring menggunakan teknologi nano filter. Hal itu membuatnya bisa menyaring kandungan berbahaya dalam air yang kamu konsumsi.
2. Cleo Classic
Produk air minum selanjutnya dikemas dalam botol legendaris Cleo Classic. Berbeda dari air mineral pada umumnya, kemasan Cleo yang satu ini tersedia dalam tutup corong yang unik. Kamu bisa memakai tutup tersebut sebagai cangkir jika diperlukan. Sejak tahun 2003, kemasan Cleo Classic ini sudah menjadi identitas yang melekat pada Cleo.
Selain kemasannya yang sudah melekat, air murni Cleo juga terus menjaga kualitasnya sejak dulu. Dengan teknologi nano filter yang dipakai, air minum ini bisa terbebas dari senyawa anorganik yang berbahaya.
3. Cleo Galon
Bukan hanya tersedia dalam kemasan sekali minum saja, Cleo air mineral terbaik juga menyediakan Cleo Galon untuk konsumsi rumah tangga. Galon ini dibuat dengan memerhatikan kesehatan konsumen karena bebas BPA atau Bisphenol A.
Tak hanya itu saja, Cleo Galon juga dilengkapi dengan handle dan easy cap yang akan memudahkan kamu untuk memasangnya ke dispenser rumahmu. Produk yang satu ini tersedia dalam varian 6 dan 19 liter yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan. Harganya pun cukup terjangkau yakni sekitar 15-30 ribu saja untuk galon baru.
4. Cleo Platine
Seperti kemasannya yang sangat menarik, produk selanjutnya dari Cleo ini merupakan produk premiumnya yang bernama Cleo Platine. Cleo Platine dikemas dengan botol sekali pakai berwarna bening. Bukan hanya kemasannya saja yang terlihat premium, air minum di dalam botol yang satu ini juga berkualitas terbaik sampai ke tangan konsumen.
Hal itu dibuktikan dengan angka TDS Cleo yang bisa kurang dari 10 ppm atau mg/liter. Jumlah tersebut menjadikan air murni Cleo masuk dalam kategori layak minum menurut WHO.
5. Cleo Eco Green
Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang lingkungan, Cleo terus berinovasi sehingga memunculkan produk Cleo Eco Green. Produk ini dikemas dengan menggunakan botol berbahan baku 100% plastik daur ulang rPET.
Meski demikian, Cleo tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas air murninya supaya tetap menyehatkan sampai ke tangan konsumen. Cleo Eco Green menjadi jawaban Cleo dari permasalahan limbah plastik dan kelestarian lingkungan yang sedang menjadi fokus masalah saat ini.
6. Cleo Smart 220 ml
Terakhir, produk Cleo air mineral terbaik dikemas dalam botol kecil Cleo Smart 220 ml yang kecil dan praktis. Kamu bisa membawa air ini ke mana-mana ataupun digunakan untuk menyajikan snack untuk para tamu. Cleo Smart 220 ml tersedia dalam shrink wrap berisi 24 botol, jumlah tersebut sangat pas untuk pelengkap kegiatan bersama teman, kolega, atau keluarga.
Demikian kumpulan produk Cleo air mineral terbaik yang bervariasi untukmu. Tidak perlu bingung, kamu bisa memilih kemasan yang paling tepat untuk kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Mulai dari kemasan botol, galon, sampai premium, semua tersedia. Namun, yang terpenting adalah semua produk air minum Cleo memiliki kandungan BPA free dan melewati rangkaian proses penyaringan yang kompleks sehingga pasti aman untuk kesehatan.
Vitamin dan mineral merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang mengandung mineral diperlukan karena dapat mengatur cairan tubuh di dalam dan di luar sel, membangun tulang dan gigi yang kuat, serta mengubah makanan menjadi energi.
Melansir dari Medlineplus, mineral adalah unsur-unsur di bumi dalam makanan yang dibutuhkan tubuh untuk berkembang dan berfungsi secara normal. Biasanya, mineral dijumpai pada air minum.
Namun, air minum terkadang masih mengandung mineral anorganik yang tidak dibutuhkan dan bisa merusak organ tubuh. Maka dari itu, penting dilakukan penyaringan yang baik sehingga mampu memurnikan air menjadi lebih berkualitas.
Salah satu produk air minum yang telah melewati proses penyaringan yang baik dengan nano filter adalah Cleo Pure Water. Teknologi tersebut mampu memurnikan air sampai 20x lebih murni dengan TDS di bawah 10 ppm sehingga tidak mengandung mineral anorganik.
Namun tidak hanya berasal dari air minum saja, terdapat sumber mineral lainnya yang berasal dari makanan yang bisa kita konsumsi sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa makanan yang mengandung mineral untuk dikonsumsi sehari-hari.
1. Kacang-kacangan
unsplash.com/Maddi Bazzocco
Makanan yang mengandung mineral pertama adalah kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain mineral, kacang-kacangan juga kaya magnesium, seng, mangan, selenium, dan fosfor. Makanan ini bisa menjadi camilan yang padat nutrisi.Kacang juga menjadi camilan yang bisa menurunkan kolesterol dan menyehatkan jantung. Dengan kandungan kalorinya yang tinggi, kamu bisa makan tidak lebih dari 1-2 genggam dalam sehari. Jenis kacang yang tinggi mineral tersebut antara lain adalah kacang almond dan kacang mete.
2. Sayuran hijau tua
unsplash.com/Gareth Hubbard
Sayuran hijau gelap, seperti bayam, kangkung, dan lobak hijau merupakan sumber utama keenam dari 8 mineral penting. Di dalamnya terkandung kalsium, tembaga, besi, kalium, magnesium, dan seng. Sayuran ini bisa menjadi tambahan makanan rendah kalori yang bagus dan bisa menurunkan risiko penyakit. Beberapa penurunan penyakit yang dikaitkan dengan sayuran hijau di antaranya jantung, kanker, dan diabetes.
3. Salmon
unsplash.com/CA Creative
Ikan merupakan sumber mineral penting yang terdiri dari kalsium, fosfor, magnesium, dan selenium. Bukan hanya itu saja, ikan juga menjadi sumber protein utama yang memiliki asam lemak omega 3 untuk menyehatkan jantung. Beberapa jenis ikan yang kaya mineral tersebut di antaranya salmon, tuna, dan mackerel.
4. Jamur
pexels.com/Pixabay
Jamur juga menjadi makanan yang mengandung mineral penting, yaitu tembaga, potasium, selenium, dan seng. Kandungan di dalam jamur memiliki kalori yang rendah sehingga bisa dipadukan dengan hidangan apa pun. Beberapa jenis jamur yang tinggi mineral di antaranya adalah shiitake, portobello, dan jamur kancing putih.
5. Gandum utuh
pexels.com/hermaion
Gandum utuh menjadi sumber karbohidrat yang memiliki serat tinggi dan sehat karena mengandung 4 mineral penting yakni fosfor, selenium, dan seng. Jenis biji-bijian ini baik untuk pencernaan dan peradangan usus. Beberapa jenis biji-bijian yang tinggi mineral di antaranya adalah oatmeal, quinoa, soba, dan roti gandum.
6. Daging sapi dan domba
pexels.com/Malidate Van
Makanan yang mengandung mineral selanjutnya adalah daging sapi dan domba. Daging tersebut mengandung 4 dari 8 mineral penting, yakni seng, besi, selenium, dan fosfor. Namun, karena kedua jenis daging tersebut cenderung berkalori tinggi, maka kamu bisa mengonsumsinya tidak lebih dari dua ons daging sapi dalam sehari.
7. Alpukat
pexels.com/energepic.com
Alpukat memiliki 3 sumber mineral, yaitu tembaga, potasium, dan magnesium. Di dalamnya, alpukat penuh dengan lemak yang menyehatkan jantung dan juga mengatur tekanan darah. Melansir dari Healthline, penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi makanan kaya kalium seperti alpukat bisa membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Kamu bisa mengonsumsinya secara langsung atau sebagai tambahan salad atau sandwich.
8. Yogurt
pexels.com/Life Of Pix
Produk susu termasuk yogurt merupakan makanan yang mengandung mineral paling umum. Kalsium di dalamnya diperlukan untuk menjaga sistem rangka, sistem saraf, dan kesehatan jantungmu. Tak hanya itu saja, yogurt juga memiliki kandungan mineral lain yakni potasium, fosfor, seng, dan selenium. Namun, banyak orang yang tidak toleran terhadap susu. Jika begitu, mereka bisa mengonsumsi makanan lain yang mengandung kalsium, seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau.
9. Tahu
pexels.com/Polina Tankilevitch
Kalsium, fosfor, dan besi merupakan sumber mineral yang terdapat dalam tahu. Oleh karena itu, tahu menjadi sumber protein vegetarian yang baik. Namun, untuk mendapatkan kalsium ekstra, pastikan tahu atau produk kedelai tersebut diperkaya dengan kalsium.
10. Dark Chocolate
pexels.com/Lisa Fotios
Cokelat hitam dan bubuk kakao memiliki 3 dari 8 sumber mineral penting, yaitu besi, magnesium, dan seng.Magnesium dibutuhkan untuk produksi energi, pengaturan tekanan darah, fungsi saraf, hingga mengontrol gula darah. Sementara tembaga diperlukan untuk penyerapan zat besi dan pembentukan sel darah merah. Untuk memilih cokelat hitam yang sedikit kalori dan banyak mineral, pilihlah jenis cokelat yang lebih gelap dan sedikit gula.
11. Keju
pexels.com/Tabitha Mort
Terakhir, makanan yang mengandung mineral adalah keju. Keju terdiri atas kalsium, tembaga, dan fosfor yang menjaga sistem kerangka yang sehat, sistem saraf, dan kesehatan jantung. Untuk memilih keju yang sedikit kalori dan lemak jenuh, ambil keju yang rendah lemak. Macam keju yang tinggi mineral tersebut di antaranya keju parmesan, Swiss, dan mozarella.
Demikian beberapa makanan yang mengandung mineral untuk kamu konsumsi sehari-hari. Namun, jangan sampai lupa untuk mengonsumsi air minum yang mengandung mineral pula untuk mencukupi kebutuhan mineral dalam tubuh. Semoga ulasan di atas bermanfaat!
Kamu mungkin sering melihat bahwa botol plastik dari makanan yang kamu beli diberi label BPA free. Namun, tahukah kamu apa arti BPA itu dan mengapa hal itu penting diperhatikan?
Melansir dari Healthline, BPA adalah singkatan dari Bisphenol-A yang merupakan bahan kimia industri yang digunakan dalam pembuatan plastik. BPA juga banyak ditambahkan ke dalam produk wadah makanan, botol bayi, botol air minum plastik, sampai produk kebersihan.
Bahan kimia tersebut sudah digunakan sejak tahun 1960-an dengan tujuan untuk membuat plastik kuat untuk kemasan makanan dan minuman. Tanpa disadari, BPA bisa masuk ke dalam tubuh dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Nah, supaya kita bisa lebih waspada dan hati-hati dengan paparan BPA, simak ulasan berikut ini.
BPA adalah Bisphenol A
unsplash.com/Brian Yurasits
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, BPA adalah bahan kimia yang sering digunakan untuk memproduksi plastik, terutama plastik polikarbonat.
Bahan ini ditemukan di berbagai produk, termasuk botol air dan resin epoksi yang melapisi kaleng makanan logam dan tutup botol. Tak hanya di situ saja, nahan pengeras plastik ini juga ditemukan di perangkat medis, compact disk, hingga kaca mata.
Bahaya BPA
unsplash.com/Accuray
Sebagai salah satu zat kimia berbahaya, orang-orang tentu khawatir dengan paparan BPA dalam tubuh. Sebab menurut survei dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), BPA terdeteksi pada 93% dari 2.517 sampel urin orang berusia 6 tahun ke atas pada tahun 2003-2004.
Selain itu, orang tua juga khawatir dengan paparan BPA adalah karena beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ada efek pada janin dan bayi yang baru lahir akibat terpapar BPA. Biasanya, paparan BPA sebagian besar didapatkan dari konsumsi makanan yang sudah dikemas dalam wadah ber-BPA. BPA juga bisa terbawa melalui udara, debu, dan air.
Melansir dari Webmd, Food and Drug Administration Amerika Serikat mulanya mengatakan bahwa BPA aman. Namun, pada tahun 2010 pendapat tersebut kemudian bergeser. Mereka berpendapat bahwa penelitian yang menggunakan uji toksisitas standar menunjukkan bahwa BPA aman pada tingkat paparan yang rendah.
Namun, bukti lain berdasarkan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa terdapat kekhawatiran efek BPA pada otak, perilaku, dan kelenjar prostat janin, bayi, dan anak kecil.
Cara BPA memengaruhi tubuh
BPA yang terdapat dalam tubuh tersebut bisa memengaruhi beberapa hal berikut ini.
Tingkat hormon
Beberapa ahli percaya bahwa BPA dapat bertindak sebagai hormon dalam tubuh, mengganghu kadar hormon normal, perkembangan janin, bayi, dan anak-anak.
Masalah otak dan perilaku
National Toxicology Program FDA menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan efek BPA pada otak dan perilaku bayi atau anak kecil.
Kanker
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara paparan BPA dan peningkatan risiko kanker di kemudian hari.
Masalah jantung
Dua penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dengan tingkat BPA tertinggi dalam tubuh mereka memiliki risiko masalah jantung yang lebih tinggi.
Cara mencegah paparan BPA
unsplash.com/Bobby Donald
Setelah mengetahui bahwa BPA adalah zat yang berbahaya, maka ada beberapa hal yang bisa kita upayakan untuk mengurangi paparan zat ini.
Menemukan produk yang bebas BPA Sekarang, tidak sulit untuk menemukan produk BPA Free, salah satunya adalah Cleo air murni. Galon Cleo sudah terjamin BPA Free sehingga aman untuk dikonsumsi. Selain itu, kualitas air Cleo sudah terjamin bagus karena tanpa kontaminasi zat BPA dan zat berbahaya lainnya.
Mencari susu formula bayi yang bebas BPA Meningkatnya kesadaran akan bahaya BPA, kini banyak merek susu formula bayi dalam kaleng yang sudah tidak lagi mengandung BPA. Beberapa ahli merekomendasikan susu formula bubuk daripada cair karena cairan lebih cenderung menyerap BPA.
Memilih wadah non-plastik untuk makanan Selain wadah plastik, ada opsi wadah nonplastik yang bisa kamu pilih, di antaranya wadah kaca, porselen, atau baja tahan karat.
Jangan panaskan plastik yang mengandung BPA Kalau kamu sering menggunakan plastik dalam microwave, maka jangan lagi melakukannya. Sebab, panas bisa menyebabkan BPA larut. Jadi, jangan pula menuangkan air mendidih ke dalam botol plastik. Selain itu, cucilah botol plastik dengan sabun untuk menghilangkan zat berbahaya yang ada di dalamnya.
Membatasi konsumsi makanan kaleng Banyak makanan kaleng yang lapisannya masih mengandung BPA. Jadi, kurangi konsumsi makanan kaleng dan beralihlah pada makanan segar.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa BPA adalah pengganggu endokrin yang memengaruhi fungsi hormon dalam tubuh. Mengingat banyaknya risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan dari mengonsumsi BPA, maka ada baiknya untuk lebih berhati-hati. Salah satunya adalah dengan memilih produk BPA free. Alih-alih memilih air dari botol kecil, kamu bisa meminum air murni galon dari Cleo. Galon Cleo ini sudah terjamin BPA free. Dengan begitu, kualitas ait di dalamnya sudah bagus karena terbebas dari kontaminasi zat BPA dan zat kimia berbahaya lainnya.
Air minum sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Namun, air bisa mengandung mineral hingga bahan kimia berbahaya dari berbagai sumber. Oleh karena itu, air minum yang kita konsumsi memerlukan penyaringan yang tepat untuk menghilangkan kontaminannya.
Salah satu kontaminan yang ada dalam air adalah total dissolved solids atau TDS. TDS adalah jumlah bahan organik dan anorganik, seperti logam, mineral, garam, dan ion yang terlarut dalam volume air tertentu.
TDS dalam air bisa berasal dari mana saja, termasuk dari mata air alami, bahan kimia yang digunakan untuk mengolah air, sampai sistem pipa di rumah. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai apa itu TDS, simak ulasan berikut ini ya!
Apa itu TDS dalam air?
unsplash.com/Nigel Msipa
Air dianggap sebagai pelarut universal karena mampu melarutkan dan menyerap molekul dari berbagai zat. Nah, jumlah partikel yang terlarut dalam volume air tertentu itu disebut dengan TDS yang merupakan singkatan dari total dissolved solids.
Memahami tingkat TDS adalah cara untuk menggambarkan kualitas air secara keseluruhan. TDS terdiri dari garam anorganik umum, yaitu kalsium, magnesium, kalium, natrium, dan sebagian kecil bahan organik.
Padatan tersebut terlarut dalam air karena berasal dari berbagai sumber, baik alami maupun dari aktivitas manusia. Mata air mineral misalnya, mengandung air dengan kadar TDS tinggi karena telah mengalir dari bebatuan yang mengandung garam tinggi.
Mineral juga bisa didapatkan dari aktivitas manusia, misalnya limpasan pertanian dan perkotaan yang membawa mineral berlebih ke sumber air, seperti pembuangan air limbah dan air limbah industri.
Mengapa perlu mengukur TDS dalam air minum?
pexels.com/Lisa Fotios
Air minum sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Namun, air bisa mengandung mineral hingga bahan kimia berbahaya dari berbagai sumber. Oleh karena itu, air minum yang kita konsumsi memerlukan penyaringan yang tepat untuk menghilangkan kontaminannya.
Salah satu kontaminan yang ada dalam air adalah total dissolved solids atau TDS. TDS adalah jumlah bahan organik dan anorganik, seperti logam, mineral, garam, dan ion yang terlarut dalam volume air tertentu.
TDS dalam air bisa berasal dari mana saja, termasuk dari mata air alami, bahan kimia yang digunakan untuk mengolah air, sampai sistem pipa di rumah. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai apa itu TDS, simak ulasan berikut ini ya!
Apakah TDS berbahaya untuk kesehatan?
unsplash.com/engin akyurt
Meskipun tingginya tingkat TDS adalah tidak berkaitan langsung terhadap kesehatan, tetapi TDS yang di atas 500 ppm memerlukan penelitian lebih lanjut. Sebab, air tersebut bisa jadi mengandung partikel beracun dan logam berat.
Sementara itu, jumlah kadar TDS di atas 1000 ppm dianggap tidak aman untuk dikonsumsi manusia. Namun perlu kamu garisbawahi, jenis padatan terlarut dalam air lebih penting daripada jumlahnya.
Berapa angka TDS pada air minum yang aman?
pexels.com/Pixabay
Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah berapa tingkat TDS yang boleh dikonsumsi dalam air? Berikut adalah tingkat TDS dalam parts per million (ppm).
Kurang dari 50 > Kekurangan mineral
Antara 50-150 > Ideal untuk minum
150-250 > Bagus untuk minum
250-300 > Baik untuk minum
300-500 > Tidak layak minum
Di atas 1200 > Sangat tidak layak minum
TDS dalam air bukan merupakan ukuran kontaminan tunggal meskipun tingkat TDS tinggi memengaruhi rasa dan bau air. Selain TDS, penting untuk melakukan beberapa tes tambahan untuk menentukan kontaminan yang ada dalam air.
Bagaimana cara mengurangi TDS dalam air?
unsplash.com/engin akyurt
Nah, cara mengurangi TDS adalah dengan beberapa cara, di antaranyareverse osmosis (RO), distilasi, dan deionisation.
Reverse osmosis merupakan cara untuk mengurangi TDS dalam air dengan membuat air berada di bawah tekanan tertentu melalui membran sintesis. Membran tersebut mengandung pori-pori mikroskopis yang hanya akan memungkinkan molekul yang lebih kecil dari 0,0001 mikron melewatinya.
Kemudian, cara kedua adalah distilasi. Distilasi merupakan proses yang melibatkan air mendidih untuk menghasilkan uap air. Uap air naik ke permukaan yang dingin dan terkondensasi kembali menjadi bentuk cair. Sementara itu, garam yang terlarut tidak dapat menguap dan tetap berada dalam larutan yang mendidih.
Terakhir, deionisation (DI) adalah melewatkan air melalui elektroda positif dan negatif. Selaput selektif ion memungkinkan ion yang positif terpisah dari air dan bergerak menuju elektroda negatif. Hasil akhirnya adalah air deionisasi dengan kemurnian tingkat tinggi. Namun, air ini terlebih dahulu melalui reverse osmosis untuk menghilangkan kontaminan organik non-ioniknya.
Hal-hal kecil seperti kemasan air minum seringkali tidak begitu dipikirkan oleh banyak orang. Padahal, hal semacam itu sangat penting karena bisa mengandung zat yang berdampak pada kesehatan.
Tanpa disadari, dalam botol atau bahan plastik yang digunakan sebagai kemasan air minum kebanyakan mengandung bisphenol A (BPA). Bahan kimia tersebut disinyalir dapat berefek negatif bagi kesehatan.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kemasan BPA free dalam produk yang kamu beli. Sebenarnya, apa itu BPA free dan bagaimana kriterianya? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini.
Apa Itu BPA?
pexels.com/Karolina Grabowska
Sebelum membahas mengenai kemasan BPA free, perlu kamu ketahui lebih dulu mengenai apa itu BPA. Melansir dari Mayoclinic, BPA adalah singkatan dari bisphenol A, yakni bahan kimia industri yang sudah digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu sejak tahun 1950-an.
BPA tersebut ditemukan dalam plastik polikarbonat yang sering dipakai sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman, salah satunya adalah botol air minum. Selain itu, BPA juga ditemukan dalam resin epoksi yang dipakai untuk produk logam, seperti kaleng makanan dan tutup botol.
Dalam beberapa penelitian, BPA tersebut bisa meresap ke dalam minuman dan makanan yang berada dalam wadah yang mengandung BPA. Oleh karena itu, paparan zat tersebut kemudian menjadi perhatian karena disinyalir bisa mengakibatkan efek kesehatan tertentu.
Begini Efek BPA untuk Kesehatan
pexels.com/Maurício Mascaro
Mengenai efek kesehatan akibat bisphenol A, para ahli telah mengaitkannya dengan infertilitas dan masalah kesehatan lainnya. Sebagai bahan umum yang digunakan dalam kemasan makanan, kandungan BPA dalam jumlah kecil dianggap aman menurut Food and Drug Administration (FDA).
Melansir dari MedicalNewsToday, BPA bisa meniru hormon tubuh dan mengganggu reproduksi, respons, atau aksi hormon alami. Misalnya, zat tersebut bisa berperilaku mirip dengan hormon estrogen yang berguna untuk perkembangan seksual bagi wanita.
Selain itu, temuan menunjukkan bahwa paparan BPA bisa memengaruhi pematangan sel telur manusia. BPA tersebut dapat mengganggu fungsi endokrin yang berakibat memengaruhi masa pubertas dan ovulasi hingga kemandulan.
Paparan BPA juga dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes tipe 2, sampai kanker payudara dan prostat. Jadi-alih-alih menerima risiko tersebut dalam jangka panjang, orang-orang kemudian lebih jeli untuk memilih kemasan BPA free.
Apa Itu BPA Free?
pexels.com/Steve Johnson
Kemasan BPA free artinya produk tersebut berlabel bebas BPA yang tidak mengandung bahan kimia seperti disebutkan di atas. Ada berbagai cara untuk menentukan apakah kemasan yang kamu pakai bebas BPA.
Dengan mudah, kamu bisa melihat nomor yang tertera pada produk wadah plastik yang BPA free. Apabila jenis wadah plastik tersebut memiliki label 1,2,5, maka kemasan tersebut dianggap bebas BPA. Sementara itu, kemasan plastik yang berlabel angka 7 menunjukkan kemungkinan produk tersebut mengandung BPA.
Pilih Kemasan BPA Free yang Baik untuk Kesehatan
Untuk mengetahui rincian apakah kemasan produk BPA free, simak nomor dan huruf di bagian wadah berikut ini.
PETE (polyethylene terephthalate) biasanya digunakan untuk botol minuman, air mineral, dan minyak goreng.
HDPE (high-density polyethylene) biasanya digunakan untuk deterjen, bahan pemutih, sampo, dan sabun mandi.
PVC (polivinil klorida) biasanya digunakan untuk bungkus permen, buah, dan foil.
LDPE (low-density polyethylene) biasanya digunakan untuk botol yang bisa diremas atau kantong plastik dalam kemasan roti.
PP (polypropylene) biasanya digunakan untuk popok, tutup botol plastik, sedotan, dan lain sebagainya.
PS (polystyrene) biasanya digunakan untuk gelas styrofoam, kemasan busa, dan semacamnya.
Jadi, memilih kemasan BPA free adalah salah satu opsi yang tepat untuk mencegah efek samping kesehatan dalam jangka panjang. Nah, Cleo merupakan salah satu produk air minum yang BPA free yang aman bagi tubuh. Bukan air mineral biasa, Cleo merupakan air murni yang menggunakan teknologi nano filter yang lebih murni dari air minum kemasan lainnya. Jadi, air murni ini akan meringankan kerja ginjal dan membuatmu lebih aktif sepanjang hari.